
Info Berita Perkotaan Terkini – Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi, dr. Alvina Widhani, menjelaskan bahwa gejala penyakit autoimun dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat dan pola hidup sehat. Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, penderita masih bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal jika gejalanya terkontrol dengan baik.
Menurut dr. Alvina, pengobatan yang sesuai dan gaya hidup sehat adalah kunci untuk meredakan gejala penyakit autoimun. Penderita dengan gejala ringan memiliki peluang untuk mengurangi ketergantungan pada obat jika mereka menerapkan pola hidup sehat. Namun, penting untuk memantau kondisi mereka, terutama jika ada pemicu seperti stres atau pola hidup yang tidak terjaga. Bagi penderita dengan gejala menengah hingga berat, dr. Alvina merekomendasikan untuk tetap menjalani terapi obat, tetapi dengan dosis yang lebih rendah jika mereka konsisten dalam menerapkan gaya hidup sehat.
Apa itu Gejala Autoimun?
Gejala autoimun merupakan indikasi yang muncul ketika sistem imun tubuh salah mengenali sel, jaringan, atau organ tubuh sebagai ancaman dan mulai menyerangnya. Penyakit autoimun dapat memengaruhi kesehatan tubuh, dan gejala yang muncul bisa sangat beragam, tergantung pada jenis penyakit autoimun yang dialami oleh individu tersebut. Setiap jenis penyakit autoimun memiliki karakteristik dan manifestasi yang unik, sehingga penting untuk memahami gejala yang mungkin timbul agar dapat melakukan penanganan yang tepat.
Gejala Penyakit Autoimun

Beberapa tipe penyakit autoimun menunjukkan gejala awal yang serupa, seperti:
- Sering kali merasa lelah
- Kekakuan otot atau nyeri pada sendi
- Iritasi pada kulit
- Demam yang datang dan pergi
- Pembengkakan pada sendi atau wajah
- Kehilangan rambut
- Kesulitan dalam berkonsentrasi
- Sensasi kesemutan di tangan atau kaki.
Jenis Gejala Penyakit Autoimun
Meskipun ada beberapa gejala awal yang mirip, setiap penyakit autoimun memiliki tanda-tanda unik sendiri. Contohnya, diabetes tipe 1 ditandai dengan gejala seperti rasa haus yang berlebihan, kelelahan, dan penurunan berat badan yang signifikan.
Berikut adalah beberapa jenis gejala penyakit autoimun beserta gejalanya.
- Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus bisa berdampak pada hampir semua organ dalam tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti demam, nyeri pada sendi dan otot, ruam pada kulit, sensitivitas kulit, sariawan, pembengkakan di kaki, sakit kepala, kejang, nyeri di dada, sesak napas, serta gejala pucat dan perdarahan. - Graves
Penyakit Graves dapat menyebabkan gejala seperti penurunan berat badan yang mendadak, mata yang terlihat menonjol (eksoftalmus), kerontokan rambut, detak jantung yang cepat, perasaan gelisah, serta kesulitan tidur. - Psoriasis
Penyakit ini ditandai dengan kemunculan bercak merah yang tebal dan bersisik. - Sklerosis multipel (Multiple sclerosis)
Gejala yang mungkin muncul akibat multiple sclerosis antara lain adalah rasa mati rasa pada bagian tubuh tertentu, masalah penglihatan, otot yang kaku atau lemah, penurunan koordinasi tubuh, serta rasa lelah yang berlebihan. - Miastenia gravis (Myasthenia gravis)
Gejala yang mungkin muncul akibat myasthenia gravis meliputi kelopak mata yang jatuh, penglihatan yang tidak jelas, kelemahan otot, kesulitan dalam bernapas, serta kesulitan saat menelan. - Tiroiditis Hashimoto
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti peningkatan berat badan yang mendadak, kepekaan terhadap suhu dingin, rasa mati rasa di tangan dan kaki, kelemahan, rasa kantuk yang berlebihan, kerontokan rambut, siklus menstruasi yang tidak teratur, serta kesulitan dalam berkonsentrasi. - Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease
Gejala yang mungkin muncul jika seseorang mengalami kedua penyakit ini meliputi nyeri perut, diare, tinja berdarah, demam, serta penurunan berat badan. - Rheumatoid arthritis (RA)
Artritis reumatoid dapat membuat penderitanya mengalami gejala seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan pada sendi, terutama di bagian jari tangan. - Sindrom Guillain Barré (GBS)
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti otot yang lemah, kesemutan, rasa lemas, dan masalah dalam menjaga keseimbangan. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa semakin parah dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan. - Vaskulitis
Vaskulitis bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, penurunan berat badan yang mendadak, rasa lelah yang berlebihan, hilangnya nafsu makan, serta munculnya ruam pada kulit. - Myositis
Myositis ditandai dengan rasa sakit pada otot, kelemahan otot yang menyeluruh, serta kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bangun dari duduk atau tidur, bahkan kesulitan saat menelan makanan. Salah satu jenis myositis, yaitu dermatomiositis, juga dapat menimbulkan gejala berupa ruam merah, kulit bersisik, dan benjolan pada permukaan kulit.
Gejala penyakit autoimun bisa muncul secara mendadak dan parah, yang dikenal sebagai sle flare. Flare ini sering kali dipicu oleh berbagai faktor, seperti paparan sinar matahari atau stres.
Penyebab Penyakit Autoimun

Penyebab penyakit autoimun masih belum sepenuhnya dipahami. Meski begitu, terdapat beberapa faktor gejala penyakit autoimun yang diduga dapat menimbulkan kemungkinan seseorang mengalami gejala sle flare:
- Punya latar belakang penyakit autoimun di dalam keluarga.
- Menderita infeksi dari bakteri atau virus, seperti infeksi virus Epstein Barr.
- Terpapar bahan kimia, seperti asbestos, merkuri, dioksin, atau pestisida.
- Merokok
- Kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.
Kapan Waktu yang Tepat Untuk ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda merasakan gejala awal yang telah disebutkan sebelumnya, terutama jika Anda memiliki risiko terhadap penyakit autoimun.
Jangan ragu untuk pergi ke dokter jika gejala tersebut tidak menunjukkan perbaikan pada kekebalan tubuh, semakin parah, atau jika Anda mengalami gejala tertentu yang mengkhawatirkan.
Diagnosis Penyakit Autoimun

Untuk mendiagnosis gejala penyakit autoimun, dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat penyakit dalam keluarga. Setelah itu, pemeriksaan fisik yang menyeluruh akan dilakukan.
Mendiagnosis penyakit autoimun bukanlah hal yang mudah bagi dokter. Meskipun setiap jenis gejala penyakit autoimun memiliki karakteristik tersendiri, gejala yang muncul sering kali mirip. Oleh karena itu, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis yang tepat:
- Tes ANA (antibodi antinuklear) digunakan untuk mengevaluasi keberadaan antibodi yang menyerang sel-sel tubuh.
- Tes autoantibodi bertujuan untuk mengidentifikasi sifat-sifat antibodi yang ada dalam tubuh.
- Tes darah lengkap digunakan untuk mengukur jumlah sel darah merah dan sel darah putih.
- Tes C-Reactive Protein digunakan untuk mengidentifikasi adanya peradangan di dalam tubuh.
- Tes sedimentasi eritrosit digunakan untuk mengukur sejauh mana peradangan yang terjadi dalam tubuh.
Pengobatan untuk Penyakit Autoimun
Sebagian besar penyakit autoimun saat ini belum memiliki obat yang dapat menyembuhkannya, namun gejala yang muncul bisa dikelola dan dicegah agar tidak terjadi kekambuhan.
Perawatan untuk gejala penyakit autoimun bervariasi tergantung pada jenis penyakit, gejala yang dialami, serta tingkat keparahannya. Beberapa metode penanganan yang umum digunakan antara lain:
Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani penyakit autoimun meliputi:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen, digunakan untuk meredakan rasa sakit dan menurunkan demam.
- Obat yang menekan sistem imun, seperti kortikosteroid, digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan menjaga fungsi organ tubuh.
- Obat anti-TNF, seperti infliximab, digunakan untuk mengatasi peradangan yang disebabkan oleh penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan psoriasis.
Pencegahan Penyakit Autoimun
Gejala penyakit autoimun sering kali sulit untuk dicegah, terutama karena banyak di antaranya dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menurunkan risiko terkena penyakit autoimun, antara lain:
- Mencuci tangan secara teratur dan dengan cara yang tepat sangat penting untuk mencegah infeksi virus dan bakteri.
- Olahraga secara teratur
- Hindari merokok
- Pertahankan berat badan yang sehat
- Gunakan alat pelindung saat bekerja untuk menghindari kontak dengan bahan kimia.
Kesimpulan
Gejala penyakit autoimun muncul ketika sistem kekebalan KONOHATOTO78 tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri, menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Gejalanya bervariasi tergantung pada jenis penyakit autoimun, tetapi umumnya meliputi kelelahan ekstrem, nyeri sendi, ruam kulit, gangguan pencernaan, dan perubahan berat badan. Penyakit autoimun yang umum meliputi lupus, rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, dan multiple sclerosis.
Karena gejala penyakit autoimun sering tumpang tindih dengan penyakit lain, diagnosis yang tepat sangat penting. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penanganan yang tepat dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita autoimun.