
Info Berita Perkotaan Terkini – KBRN, Ende: Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, memulai kunjungan kerja pertamanya di Flores pada hari Kamis, 2 April 2025. Gubernur NTT turun tangan dalam kunjungan yang direncanakan berlangsung selama empat hari ini, yang bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan serta proyek-proyek strategis di beberapa kabupaten di wilayah tersebut.
Gubernur Melki tiba di Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende pada pukul 07.45 WITA dengan menggunakan pesawat Wings ATR 72. Setibanya di bandara, ia disambut hangat oleh Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, dan Wakil Bupati Ende, Dominikus Minggu Mere. Gubernur NTT turun tangan dalam agenda kunjungan ini, di mana Gubernur Melki dijadwalkan untuk meninjau berbagai proyek di empat kabupaten, yaitu Nagekeo, Ende, Sikka, dan Flores Timur, dimulai dengan perjalanan ke Kabupaten Nagekeo.
Di Nagekeo, Gubernur Melki melakukan kunjungan ke beberapa lokasi penting seperti Waduk Lambo, Tambak Garam Waekokak, dan Persawahan Mbay untuk menilai potensi daerah tersebut. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan berjalan lancar dan sumber daya dimanfaatkan secara optimal. Setelah meninjau Nagekeo, Gubernur Melki kembali ke Ende sekitar pukul 14.45 WITA untuk melihat proyek-proyek penting lainnya, termasuk Sawah Garam Welamosa, Bendungan Mautenda, dan PLTU Ropa. Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur, terutama jalan provinsi yang rusak, agar aktivitas masyarakat dapat berjalan lebih baik. Gubernur NTT turun tangan dan berkomitmen untuk mencari solusi atas masalah infrastruktur di NTT, termasuk perbaikan jalan yang telah lama terabaikan.
Flores Jadi Fokus Pembangunan NTT 2025

Pulau Flores saat ini menjadi fokus utama perhatian Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gubernur NTT turun tangan, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengambil tindakan nyata dengan memantau langsung proses pembangunan dan perbaikan infrastruktur di daerah tersebut. Dalam kunjungan kerjanya yang terbaru, Viktor menekankan pentingnya memberikan perhatian serius kepada Flores, mengingat potensi besar yang dimiliki dalam sektor pariwisata, pertanian, dan perikanan.
“Ketika kita membahas pembangunan NTT, Flores harus menjadi penggerak utama. Namun, untuk mencapai itu, infrastruktur tidak boleh dibiarkan dalam kondisi rusak atau setengah jadi,” tegas Viktor dalam sambutannya di Ende, Rabu (2/4).
Jalan Rusak Jadi Sorotan Utama

Salah satu perhatian utama Gubernur adalah kondisi jalan lintas Flores yang masih sangat memprihatinkan. Gubernur NTT turun tangan menanggapi keluhan warga terkait infrastruktur ini. Di beberapa lokasi, terdapat jalan yang berlubang dan berisiko longsor, terutama di daerah dataran tinggi seperti Bajawa dan Ruteng. Situasi ini tidak hanya mengancam keselamatan masyarakat, tetapi juga menghambat distribusi barang dan layanan ke berbagai daerah.
“Jika pengiriman logistik terhambat karena kerusakan jalan, ekonomi lokal juga akan terpengaruh. Kita tidak bisa lagi menganggap ini sebagai masalah sepele,” tegas Viktor.
Atas instruksi langsung Gubernur NTT yang turun tangan menyikapi kondisi tersebut, Dinas PUPR Provinsi segera dikerahkan untuk melakukan pemetaan ulang terhadap wilayah yang menjadi prioritas perbaikan. Rencana tersebut mencakup pelebaran jalur, pembangunan sistem drainase, serta penguatan talud untuk mencegah terjadinya longsor.
Pariwisata Terhambat Infrastruktur Lemah

Flores telah lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia. Destinasi seperti Labuan Bajo, Danau Kelimutu, dan Desa Wae Rebo telah terkenal di seluruh dunia. Namun, infrastruktur yang belum memadai menghambat perkembangan sektor pariwisata untuk mencapai potensi maksimalnya. Melihat kondisi ini, Gubernur NTT turun tangan untuk mempercepat perbaikan infrastruktur dan mendorong investasi di sektor pariwisata.
Para pelaku industri pariwisata menyambut positif inisiatif gubernur. Gubernur NTT turun tangan untuk memperbaiki akses jalan menuju destinasi wisata utama. “Wisatawan sangat memperhatikan kenyamanan. Jika jalanan dalam kondisi buruk, pengalaman mereka akan terganggu. Hal ini dapat mempengaruhi ulasan di internet dan jumlah pengunjung,” kata Yuliana, pemilik homestay di Moni, yang terletak dekat Danau Kelimutu.
Saat ini, pemerintah daerah sedang bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menyelaraskan program perbaikan jalan dengan kalender wisata tahunan.
Gubernur Tinjau Proyek Bandara dan Pelabuhan
Gubernur NTT turun tangan, Viktor tidak hanya melakukan pemeriksaan mendadak di jalan darat, tetapi juga mengunjungi Bandara Frans Seda di Maumere dan Pelabuhan Bajo di Labuan Bajo. Ia berpendapat bahwa layanan transportasi udara dan laut di daerah tersebut harus setara dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia, seperti Bali dan Lombok.
“Saya ingin Flores menjadi pusat baru di bagian timur Indonesia. Namun, jika bandara kita sempit, tidak bersih, atau sering mengalami keterlambatan, itu tidak mencerminkan visi besar kita,” tegas Viktor dengan serius.
Gubernur NTT turun tangan. Pemerintah Provinsi NTT bahkan telah mengusulkan untuk memperluas landasan pacu dan ruang tunggu di dua bandara utama di Flores. Selain itu, revitalisasi pelabuhan dan penyediaan kapal cepat antarpulau juga sedang direncanakan melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta (KPBU).
Infrastruktur Digital Juga Jadi Prioritas
Gubernur Viktor tidak hanya fokus pada pengembangan jalan dan pelabuhan, tetapi juga menekankan pentingnya infrastruktur digital, terutama di masa pascapandemi. Gubernur NTT turun tangan karena banyak desa di Flores yang masih mengalami kesulitan karena tidak memiliki akses internet yang memadai.
Saat mengunjungi Kecamatan Detusoko, Gubernur NTT turun tangan dan Viktor meluangkan waktu untuk berbincang dengan siswa SMA yang mengeluhkan kesulitan mengikuti ujian daring akibat sinyal internet yang lemah. “Kita tidak boleh membiarkan generasi muda kita tertinggal hanya karena jaringan tidak menjangkau desa mereka,” ujarnya dengan tegas.
Gubernur NTT turun tangan, dan Pemerintah Provinsi NTT bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membangun lebih banyak menara BTS di daerah terpencil. Targetnya, hingga akhir tahun 2025, semua kecamatan di Flores diharapkan sudah dapat menikmati jaringan 4G.
Program Padat Karya Dilibatkan
Untuk mempercepat perbaikan infrastruktur sekaligus mengurangi angka pengangguran, Gubernur NTT turun tangan melalui peluncuran program padat karya yang berbasis di desa. Masyarakat setempat dilibatkan secara langsung dalam proyek perbaikan jalan, pembersihan saluran drainase, dan pembangunan jembatan kecil.
“Melalui program padat karya, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat dari infrastruktur, tetapi juga memperoleh penghasilan tambahan. Ini adalah pendekatan yang saling menguntungkan dan efektif,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTT, Maria Lopo.
Program ini telah dilaksanakan di beberapa lokasi di Manggarai Timur dan Ngada, dengan hasil awal yang cukup memuaskan. Gubernur NTT turun tangan langsung dalam mendorong pelaksanaan program ini. Selain mempercepat proses pekerjaan, warga juga merasa memiliki infrastruktur yang dibangun di sekitar mereka.
Kendala Anggaran, Gubernur Siapkan Skema Inovatif
Meskipun menunjukkan komitmen yang tinggi, tantangan utama tetap terletak pada masalah pendanaan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT yang terbatas mengharuskan proyek-proyek infrastruktur untuk dievaluasi dengan hati-hati dan selektif.
Gubernur Viktor mengungkapkan bahwa mereka terbuka untuk berbagai skema pembiayaan inovatif, seperti Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Corporate Social Responsibility (CSR) dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta hibah dari mitra internasional. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah. Kita perlu cerdas dalam merancang strategi pembiayaan,” tuturnya.
Salah satu contohnya adalah rencana pengembangan Pelabuhan Maumere, yang akan mendapatkan sebagian dana dari investor asal Korea Selatan, dalam kerangka kerja sama untuk membangun kawasan industri maritim terpadu.
Harapan Warga: Jangan Sekadar Janji
Meskipun banyak masyarakat yang menyambut positif langkah gubernur, masih ada sejumlah orang yang berharap agar program ini tidak hanya menjadi sekadar wacana politik.
“Sering kali ada kunjungan dari pejabat, tetapi setelah itu kondisi jalan tetap buruk, dan jembatan tidak kunjung selesai. Kami memerlukan tindakan nyata, bukan hanya janji,” ungkap Paulus, seorang warga Larantuka.
Oleh karena itu, Pemprov NTT berkomitmen untuk membuat dashboard pemantauan proyek infrastruktur yang berbasis digital dan dapat diakses oleh publik. Dengan sistem ini, masyarakat dapat memantau perkembangan proyek di daerah mereka secara langsung dan melaporkan jika terjadi penyimpangan.
Dukungan Pemerintah Pusat
Langkah Gubernur Viktor mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa Flores merupakan salah satu daerah yang diprioritaskan dalam program “Indonesia Sentris”.
“Pemerataan pembangunan adalah komitmen dari pemerintah pusat. KONOHATOTO78 Flores memiliki potensi yang besar dan perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai,” ujar Basuki dalam pernyataannya di Jakarta.
Tahun ini, anggaran tambahan sebesar Rp750 miliar untuk proyek jalan nasional di Flores telah disetujui, dan pelaksanaannya akan dimulai pada triwulan kedua tahun 2025.
Kesimpulan
Pengawasan yang ketat oleh Gubernur NTT terhadap pembangunan infrastruktur di Flores mencerminkan komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan perubahan yang signifikan. Dengan penekanan pada pengembangan jalan, bandara, pelabuhan, dan digitalisasi, Flores dipersiapkan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Indonesia Timur.
Walaupun perjalanan menuju transformasi ini penuh tantangan, kombinasi antara kepemimpinan yang kuat, keterlibatan masyarakat, dan dukungan dari pemerintah pusat memberikan harapan yang besar. Saat ini, yang paling penting adalah menjaga konsistensi dan transparansi dalam pelaksanaannya.
Masyarakat Flores berhak berharap bahwa pembangunan kali ini bukan hanya sekadar janji politik, tetapi merupakan langkah awal menuju masa depan yang lebih baik.