
Info Berita Perkotaan Terkini – PT SMI tidak hanya akan memusatkan perhatian pada pembiayaan proyek infrastruktur besar, tetapi juga akan memperkuat dukungannya kepada pemerintah daerah Papua, yang merupakan wilayah dengan kebutuhan mendesak dalam meningkatkan Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur. Wilayah Indonesia Timur, termasuk Papua, hanya menyumbang 19 persen dari total PDB nasional, sementara 81 persen sisanya berasal dari Wilayah Indonesia Barat dan Tengah, dengan kontribusi terbesar dari Jawa dan Bali.
Kondisi ini jelas tidak ideal, terutama mengingat Indonesia bagian timur memiliki luas 756.741 kilometer persegi, lebih besar dibandingkan dengan Indonesia bagian barat yang seluas 616.051 km2. Ketimpangan ini berdampak pada lambatnya perkembangan sumber daya manusia di Indonesia timur, khususnya di Papua. Selama dekade terakhir, banyak pembangunan infrastruktur telah dilakukan di Papua, termasuk pembangunan 3.462 kilometer jalan, namun angka tersebut masih jauh dari memadai. Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur masih menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di wilayah tersebut.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat bahwa aksesibilitas dan konektivitas masih perlu ditingkatkan, di samping berbagai isu lain yang juga menjadi perhatian. Salah satu proyek strategis yang terus didorong untuk meningkatkan konektivitas di Papua, khususnya dalam upaya memperkuat Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur, adalah Jalan Non Tol Trans Papua. Jalan ini sangat penting sebagai infrastruktur penghubung antara berbagai daerah, termasuk yang terisolasi.
Pembangunan infrastruktur di Papua menjadi prioritas pemerintah dengan tujuan menciptakan keadilan, mengurangi kesenjangan pendapatan dan antarwilayah, serta menurunkan harga yang tinggi di masing-masing daerah. Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan aksesibilitas, dan membuka isolasi wilayah yang selama ini menjadi tantangan utama di Papua.
Bersinergi untuk Menciptakan Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI berkomitmen untuk mempercepat aksesibilitas di Papua. Dalam hal ini, PT SMI bekerja sama dalam pembiayaan pembangunan Jalan Non Tol Trans Papua. Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur menjadi fokus utama, di mana bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan lembaga sindikasi pembiayaan lainnya, PT SMI menyediakan dana sebesar Rp 2,67 triliun untuk pembangunan Ruas Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim yang memiliki panjang sekitar 50,14 kilometer.
Dalam kolaborasi ini, PT SMI berfungsi sebagai bank koordinator dan memimpin sindikasi pembiayaan dengan dukungan dari lembaga keuangan lainnya. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berperan sebagai bagian dari Joint Mandate Lead Arrangers and Bookrunners (JMLABs). Struktur sindikasi ini melibatkan lima institusi keuangan, yaitu BRI, PT SMI, BNI, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), dan Bank Pembangunan Daerah Papua (BPD Papua). Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur menjadi fokus utama dalam proyek ini, yang bertujuan untuk memperkuat akses dan kualitas infrastruktur di wilayah tersebut.
Fasilitas pembiayaan ini resmi ditandatangani dalam perjanjian antara PT Hutama Karya (Persero) melalui anak usahanya, PT Hutama Marga Manimbim Trans Papua (HMTP) sebagai pelaksana proyek dan sindikasi pembiayaan pada 30 Desember 2024. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Divisi Pembiayaan II PT SMI, Ekha Yudha Pratama, dan Pelaksana Tugas Direktur HMTP, Kun Hartawan. Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat pembangunan jalan Trans Papua, yang diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
“Kami merasa bangga dapat berkontribusi dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah melalui kesepakatan ini,” ungkap Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI, Sylvi J. Gani, yang hadir dalam acara penandatanganan dan memberikan apresiasi atas kolaborasi ini.
Sylvi menambahkan bahwa kerjasama ini mencerminkan komitmen PT SMI untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat Papua. “Kami berharap upaya ini dapat mendorong setiap aspek kehidupan di Papua, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan peran kami sebagai Lembaga Pembiayaan Pembangunan (DFI),” tutup Sylvi.
Dukungan PT SMI untuk Pembangunan Papua

Pembangunan Jalan Non Tol Trans Papua pada ruas Jayapura-Wamena dirancang untuk meningkatkan konektivitas antara tiga provinsi dan delapan kabupaten di Papua Pegunungan. Dengan adanya konektivitas ini, diharapkan dapat mempercepat pembangunan nasional melalui beberapa cara, seperti:
- Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas untuk barang dan penumpang.
- Mengurangi biaya logistik bahan pokok hingga 50 persen.
- Mendorong pengembangan ekonomi regional melalui efek pengganda.
Peran PT SMI bersama dengan sindikasi pembiayaan untuk pembangunan Jalan Non Tol Trans Papua ruas Jayapura-Wamena diharapkan dapat mempercepat pemerataan pembangunan di seluruh negeri. Proyek ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 serta rencana pembangunan yang telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR.
PT SMI telah berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan jalan tol dan non tol sepanjang 4.488 km. Investasi PT SMI di sektor konektivitas, termasuk pembangunan jalan dan jembatan, telah menciptakan sekitar 900 ribu lapangan kerja.
Secara keseluruhan, PT SMI juga telah memberikan dukungan pembiayaan untuk berbagai proyek infrastruktur di Papua. Hingga saat ini, PT SMI telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 5,67 triliun untuk proyek-proyek yang berlokasi di Papua dan Maluku. Selain Jalan Non Tol Trans Papua, PT SMI juga berperan dalam mendukung pembangunan proyek-proyek lain seperti Jalan Trans Yapen, Jembatan Repapeip, dan Jembatan Sungai Sumboy.
Perwujudan Skema KPBU
Proyek Jalan Non Tol Trans Papua merupakan contoh nyata bagaimana skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dapat mempercepat proses pembangunan, khususnya dalam meningkatkan Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur. KPBU adalah bentuk kolaborasi antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam menyediakan infrastruktur dan layanan untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kerjasama ini melibatkan penggunaan sumber daya dari badan usaha dengan mempertimbangkan pembagian risiko di antara semua pihak yang terlibat.
Masa konsesi untuk pembangunan Jalan Trans Papua Ruas Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim adalah selama 15 tahun, yang terdiri dari dua tahun untuk konstruksi dan 13 tahun untuk layanan. Proyek ini memiliki total nilai investasi sebesar Rp 3,3 triliun.
Infrastruktur yang akan dibangun di ruas ini mencakup jalan, jembatan, dan fasilitas penimbang. Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur menjadi fokus penting dalam upaya meningkatkan akses dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. PT SMI juga sering mendapatkan tugas dari Kementerian Keuangan untuk melaksanakan fasilitas Project Development Facility dalam proyek KPBU, yang mencakup persiapan proyek dan pendampingan transaksi. Saat ini, PT SMI terlibat dalam pengelolaan 16 Proyek Strategis Nasional (PSN).
Transformasi Menciptakan Pembangunan yang Lebih Berpengaruh

Pembangunan Jalan Non Tol Trans Papua sejalan dengan tujuan PT SMI yang sedang bertransformasi menjadi Lembaga Keuangan Pembangunan (DFI). Fokus utama dari transformasi ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif, termasuk konektivitas infrastruktur di ujung timur Indonesia. Dengan perubahan ini, PT SMI diharapkan dapat menjadi solusi bagi tantangan pembangunan di Indonesia secara menyeluruh. Selain berfokus pada pembiayaan proyek infrastruktur besar, PT SMI juga akan memperkuat dukungan kepada pemerintah daerah agar pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dapat berjalan beriringan, khususnya dalam meningkatkan konektivitas infrastruktur di ujung timur.
Di tahun 2023, PT SMI juga meluncurkan KONOHATOTO78 SMI Institute (SMII), sebuah lembaga think tank yang dibentuk oleh perusahaan. SMII akan berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pembiayaan melalui riset, guna memahami karakter dan kebutuhan spesifik setiap daerah, termasuk dalam upaya meningkatkan Konektivitas Infrastruktur di Ujung Timur. Ini merupakan langkah nyata untuk memperkuat peran PT SMI sebagai DFI dalam mendukung pemerataan pembangunan, terutama dalam menghadapi keterbatasan anggaran, dengan memanfaatkan riset yang kredibel sebagai dasar untuk menentukan intervensi dan pemberian fasilitas kepada daerah.
Kesimpulan
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI, bersama dengan berbagai pihak terkait, telah berhasil meningkatkan konektivitas infrastruktur di kawasan Indonesia Timur. Ini dilakukan melalui pembangunan dan perbaikan berbagai proyek infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas pendukung lainnya. Hasilnya, aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut semakin baik, yang mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kerja sama antara PT SMI, pemerintah, dan sektor swasta menjadi kunci sukses dalam menciptakan konektivitas yang lebih baik di bagian timur Indonesia.
Link : https://cityofevans.org/konektivitas-infrastruktur-di-ujung-timur/